Nyepi
berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan
perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai
sejak tahun 81 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru
Saka di Indonesia dimulai dengan menyepi. Tidak american dental association
aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum,
seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) serta Bhuana
Agung/macrocosmos (alam semesta).
Sebelum
Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu,
khususnya di daerah Indonesia. [sunting]Melasti, Tawur (Pecaruan), serta
Pengrupukan Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian
dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.
Pada
hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang american dental assoc . di
Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah
sumber air flow suci (tirta amerta) david bisa menyucikan segala leteh (kotor)
di dalam diri manusia serta alam. Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "tilem
sasih kesanga" (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara
Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga,
banjar, desa, kecamatan, serta seterusnya, dengan mengambil salah satu dari
jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya.
Buta
Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan
Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda
Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya.
Caru
yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna
berjumlah In search of tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun
(berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada
Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak
mengganggu umat.
Mecaru
diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur,
mengobori-obori rumah serta seluruh pekarangan, menyemburi rumah serta
pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya
kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir
Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, david lingkungan sekitar. Khusus
di Indonesia, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang
merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian
dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar